Sabtu, 17 September 2016

Tugas Minggu 4

1.      Pick a consumer convenience product, perhaps a personal care product such as suntan lotion or toothpaste, and create advertising copy stressing:
·         positive reinforcement,
·         negative reinforcement,
·         punishment.



Produk Harpic merupakan pembersih toilet disinfektan dengan formula yang dapat membersihkan secara menyeluruh. Selain dapat menghilangkan kotoran pada lekukan kloset harpic juga dapat membasmi kuman pada kloset duduk dan jongkok serta menghilangkan bau tak sedap.
A.    Positive Reinforcement
Dalam iklan produk Harpic ini menjelaskan bahwa produk ini dapat membersihkan kotoran dan menghilangkan bau tidak sedap pada toilet. Sehingga kotoran dan kuman-kuman yang ada di sekitar toilet hilang dan tidak meninggalkan bau.

B.     Negative Reinforcement
Bagi beberapa orang yang memiliki kulit sensitif terhadap bahan kimia, dalam menggunakan produk ini perlu kehati-hatian seperti menggunakan pelindung tangan dan kaki. Karena apabila kulit sensitif terkena produk ini akan menimbulkan gatal dapat mengelupas kulit.

C.     Punishment
Pada kebanyakan orang yang sudah pernah mengalami efek negatif seperti iritasi kulit akibat menggunakan produk ini, mereka tidak ingin menggunakan produk ini lagi dan berganti ke produk lain.

2.      Find and describe three advertisements, one based on cognitive learning, another based on operant conditioning, and the third based on classical conditioning. Discuss the nature of each advertisement and how it utilizes that type of learning.

Operant Conditioning
Iklan penghilang noda pakaian Vanish
Vanish adalah produk tingkat Internasional yang telah dipecaya di berbagai negara sebagai pilihan produk detergen oleh para konsumen.
Vanish (vA-Nish) dapat menghapus berbagai macam noda yang menempel di pakaian yang sulit dihilangkan sekalipun.. Vanish ampuh menghilangkan noda pada pakaian berwarna, putih dan pakaian halus tanpa merusak serat kain.
Keunggulan produk dapat menghilangkan noda pakaian tanpa merusak serat kain menjadi penguatan positif (Positive Reinforcement).
Jadi  para konsumen yang ingin pakaiannya bersih dari noda dan tanpa merusak kain baiknya memakai produk ini.
Cognitive Learning
Iklan XL tarif sampe puas xl bebas
Dalam iklan XL bebas adanya tanda ditandai dengan adanya peristiwa telepon murah, sebuah HP yang dipegang sebagai sebuah isyarat tangan, sebuah kata yang diucapkan waktu nelpon sesukanya dengan tidak buru-buru karena dengan tarif murah, suatu kebiasaan nelpon, sebuah gejala untuk nelpon terus dengan XL bebas, suatu ekspresi wajah, suatu sikap yang menunjukkan senang bisa nelpon murah sepuasnya, cara berbicara, biaya telepon yang ditunjukkan untuk bisa nelpon sepuasnya, dan lain sebagainya, semuanya itu dianggap sebagai tanda.
Mengingat sekarang lagi perang tarif pada operator-operator. Di XL bebas, menawarkan dan mengajak masyarakat untuk sama-sama memakai kartu XL bebas karena Rp.600,- bisa nelpon sepuasnya yang dapat dipakai untuk nelpon ke operator lain.
Classical Learning
Kreativitas baru yang dikeluarkan dalam iklan produk Molto dengan menghadirkan karakter animasi yang unik dan kretif.



Dengan menghadirkan dua karakter utama yang menceritakan kisah asmara keduanya dengan memakai kain yang disertai efek wewangian yang tergambar diantara dua karakter di Negeri Kain. Iklan tersebut memperlihatkan bahwa dua mahluk tersebut merupakan mahluk yang selalu tampil paling wangi dan menawan di negerinya.  

Penggambaran pada iklan ini memberikan penjelasan kepada konsumen bahwa pakaian yang menggunakan molto akan selalu wangi dan membuat anda terlihat menarik. Selain menciptakan wangi yang dapat bertahan lama, warna kain terjaga dengan baik. Dua karakter Andy dan Lily ini yang merupakan Primary Stimulus utama dari iklan ini dalam pendekatan Classical Conditioning untuk menciptakan efektifitas bagi perilaku konsumen terhadap pembelian produk.  


3.      Find and describe three advertisements that you believe are based on low-involvement learning and three that are based on high-involvement learning. Justify your selection.
High Involvement  Learning
·         Iklan Baygon
Baygon merupakan salah produk pengusir nyamuk yang ada di pasaran Indonesia. Produk ini adalah produk yang paling laris dan banyak dibeli jika dibandingkan merek lain yang menjual produk sejenis. Salah satu efeknya yaitu di saat masyarakat akan membeli produk pengusir nyamuk di warung ataupun pusat perbelanjaan kebanyakan orang akan menyebutkan “baygon” sebagai pengganti nama “produk pengusir nyamuk”. Sehingga dapat dikatakan bahwa brand name dari Baygon ini sudah sangat kuat di mata masyarakat Indonesia. Salah satu bukti yang menjelaskan bahwa iklan produk ini dikategorikan kedalam high Involvement learning adalah pada salah satu iklan di tahun 2004, dimana dalam iklan tersebut menegaskan bahwa baygon ini merupakan produk yang memiliki “jaminan mutu”.  Jaminan mutu ini mengartikan bahwa brand baygon ini sudah menjadi brand yang terbaik dan sudah tidak diragukan lagi jaminan akan kualitasnya.

·         Iklan Toyota Camry Hybrid Tech.
Jika melihat Iklan Toyota Camry yang memiliki teknologi Hybrid ini kita akan melihat berbagai kecanggihan dari teknologi-teknologi yang terdapat dalam mobil Toyota Camry ini. Sebut saja beberapa teknologi seperti wireless charger, dan pre crush sensor yang jarang sekali ditemui pada mobil-mobil lain. Kecanggihan seperti ini lah yang menjadi salah satu pertimbangan konsumen dalam membeli produk mobil. Sehingga konsumen harus berpikir secara matang terhadap informasi-informasi yang salah satunya dituangkan dalam iklan. Keterlibatan konsumen untuk mempelajari informasi dalam iklan inilah yang menjadi alasan bahwa iklan ini dikategorikan dalam high involvement learning.

·         Iklan Kapal Api
Dalam Iklan Kopi Kapal Api diatas terlihat bahwa iklan tersebut menawarkan semacam rewarding yang menjadi salah satu strategi untuk memikat daya tarik konsumen pada produk. Sitem rewarding seperti ini menimbulkan motivasi yang lebih pada konsumen untuk mempelajari informasi yang ada sehingga keterlibatan konsumen tinggi dalam pembelajaran informasi produk.

Low Involvement Learning
·         Iklan permen (mintz, kopiko)
Pada iklan produk semacam permen biasanya iklan tersebut menampilkan sebuah tayangan yang menarik dan unik sehingga perhatian konsumen tertuju pada iklan itu. Iklan produk permen juga biasanya tidak menjelaskan informasi-informasi yang begitu penting seperti fitur, teknologi, dan deskripsi produk yang spesifik karena diferensiasi produk tidak begitu jauh berbeda sehingga informasi yang dituangkan dalam iklan pun tidak begitu memotivasi konsumen untuk mempelajari informasi yang ada di iklan tersebut. Oleh karena itu dapat dikategorikan low involvement.
   
·         Iklan Produk Mie
Produk seperti mie instan merupakan produk yang rutin dikonsumsi atau produk yang dikonsumsi sehari-hari oleh semua orang. Ketika konsumen memilih produk-produk sejenis dengan berbagai merek yang berbeda dalam kategori makanan sehari-hari seperti mie instan ini mereka cenderung tidak begitu selektif sampai mempelajari informasi secara detail dari produk itu. Dalam iklannya pun tidak menyajikan begitu banyak informasi karena marketers pun tau bahwa yang akan diamati konsumen pada iklannya bukan informasi-informasi seperti itu. Keterlibatan konsumen dalam mempelajari dan memutuskan produk yang akan dipilihnya kecil (low involvement).

·         Iklan Bumbu (Sasa, Royco)
Produk bumbu masakan pun sama seperti produk mie yang dikonsumsi sehari-hari oleh konsumen. Dilihat dari segi harga produk ini memiliki kisaran harga yang murah di berbagai mereknya. Ketika sebuah produk itu murah maka konsumen biasanya langsung membeli tanpa berpikir panjang. Produk yang biasa dibelinya akan menjadi pilihan konsumen tersebut dengan kata lain informasi-informasi pada produk tidak begitu diperhatikan dan konsumen hanya memilih produk bumbu yang biasa dibelinya (low involvement).

4.      Select a product and develop an advertisement based on low-involvement learning and one on high-involvement learning. When should each be used (be specific)?
Sepatu Sepak Bola
High Involvement
Produk sepatu sepak bola bisa menarik perhatian konsumen ataupun memotivasi konsumen untuk mempelajari informasi yang ada di iklannya dengan menampilkan iklan yang menonjolkan perbedaan dan kelebihan yang dimilikinya.


Seperti pada contoh advertisement yang ada diatas. Pada iklan tersebut diberi penjelasan mengenai kelebihan yang dimiliki produk itu dengan pemakaian teknologi yang memberikan performa yang lebih baik bagi pemakainya.
Low Involvement
Keterlibatan konsumen untuk mempelajari informasi yang ada pada iklan akan rendah apabila produk yang ditampilkan dalam iklan tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan produk lain seperti kelebihan maupun teknologi yang ditonjolkan.

Iklan diatas tidak memiliki informasi yang menjelaskan teknologi maupun kelebihan dari produknya.
High Involvement digunakan ketika produk yang dikeluarkannya itu ingin dilihat oleh konsumen sebagai produk yang menjadi prioritas dalam mempertimbangkan sebuah produk sepatu bola. Dengan menonjolkan kelebihannya, produk tersebut diharapkan menarik perhatian konsumen dari sudut pandang yang berbeda.
Low Involvement digunakan ketika produk yang dikeluarkan tidak menargetkan konsumen baru dan hanya ingin memenuhi kebutuhan konsumen lama yang menanti akan produk terbarunya.
5.      Visit a grocery store and examine product packages or point-of-purchase information that could serve as retrieval cues for a brand’s ongoing advertising campaign. Write a brief report of your findings and describe the nature and effectiveness of the retrieval cues utilized. Could they have been better? Explain.



Dari yang kami amati produk pakages atau point-of-purchase information seperti yang biasanya di tempatkan di bagian depan sebuah supermarket atau toko grosir, biasanya dengan display yang mencolok sehingga menarik pengunjung toko untuk melihat lihat dan biasanya dengan harga promosi yang lebih murah atau dengan paket paket bundling sebuah produk , dengan melakukan promosi seperti itu bisa meningkatkan penjualan produk dikarenakan pembeli merasa bahwa harga yang ditawarkan lebih murah dan jika di bundling mereka bisa mendapatkan dua barang dengan total harga yang lebih murah, seperti yang terlihat digambar bahwa dengan membeli 3 bakmi mewah maka akan mendapatkan potongan 1.500 maka dengan begitu konsumen akan tergiur untuk membeli lebih banyak, namun harus dengan target pasar yang pas, dengan berbeda bedanya perilaku konsumen maka harus jeli dalam membuat sebuah promosi, tidak jarang ada konsumen yang tidak tergiur dengan sebuah harga yang murah dan dengan paket paket bundling karena mereka belanja sesuai dengan kebutuhan mereka saja. Promosi seperti ini efektif dalam menarik pembeli karena banyak yang tergiur dengan promosi promosi lalu membeli lebih banyak.


6.      Select a product that you feel has a good product position and one that has a weak position. Justify your selection. Describe an ad or package for each product and indicate how it affects the product’s position.

Coca-cola VS Pepsi
Coca-cola dan pepsi merupakan produk minuman soda yang memiliki jenis produk dan pangsa pasar yang sama. Mereka bersaing satu sama lain untuk dapat menduduki posisi tertinggi di pangsa pasar minuman bersoda. Setelah persaingan tersebut berlangsung cukup lama, Coca-cola tetap berjaya di pasaran dan masih diminati oleh konsumen sedangkan Pepsi secara perlahan mulai redup dan peminatnya berkurang. Hal ini terlihat dari pemakaian iklan dalam pemasaran kedua produk. Iklan Coca-cola terus diperharui dengan konten-konten yang menarik sehingga konsumen tertarik dengan produknya. Lain halnya dengan Pepsi, mereka sudah tidak lagi menggunakan iklan dalam memasarkan produknya sehingga minat dari konsumen terhadap produknya menjadi berkurang. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar